Pages

Famous

Selasa, 10 April 2012


Kasih tak sampai

Hujan telah reda, namun hati Putri belum berhenti menangis. Hatinya telah hancur. Pelangi yang melintang di bukit kota tampak kelabu di mata Putri, semuanya terasa hampa,semuanya sia-sia. Detik demi detik dia lalui dengan memori suram peristiwa beberapa hari yang lalu. Sesekali terdengar umpatan-umpatan kecil Putri kepada sahabat-sahabatnya…
“Dasar egois, enggak punya perasaan…aku benci sama kalian !”
Yah…ini semua karena sahabat-sahabat Putri. Sahabat yang menjerumuskan Putri ke dalam lubang penyesalan, penyeselan seumur hidup Putri,penyesalan yang tak kunjung usai…
***
It’s time to take a break, suara pengeras suara dari depan kelas pun terdengar, murid-murid kelas XI-IPA 2 SMAN 1 Jembrana mulai merapikan buku-buku mereka.
“Baik anak-anak pelajaran hari ini selesai,ingat minggu depan kalian ulangan…”
“Baik bu…” jawab para murid serempak.
“Puuuutriiiiiiiii…” teriak Laksmi di telinga Putri.
“Laksmi, aku enggak tuli tau ?”
“Kantin yuuk…” ajak laksmi tanpa rasa bersalah.
“Aku udah sarapan, lagian aku bawa bekal…”
“Aaaah…kayak anak PAUD tau !”
“Biarin…” jawab Putri tanpa menatap wajah Laksmi.
Karena “rayuannya” tak berhasil, laksmi pun meninggalkan Putri di dalam kelas. Putri hanya tersenyum kecil dan membolak-balik novel teenlit yang belum selesai dia baca tadi malam.
“Putriiiiii…”Teriak Laksmi dan sahabat Putri yang lain dari balik pintu kelas. Mungkin mereka enggan untuk bertemu dengan Putri, mereka sudah tahu jika Putri sedang menyendiri seperti itu. Pasti sahabat mereka itu tidak mau di ganggu. Lagi-lagi Putri hanya tersenyum kecil dan cepat mengalihkan perhatiannya ke novel yang membuat pembacanya kasmaran itu,namanya juga novel remaja.
“Puuut,put,put…godain kita dong ?” itu suara Andi dan kawan-kawan. Geng amburadul yang selalu menggoda Putri. Putri hanya menunduk malu, malu mempunyai fans-fans yang “kegatelan” itu.
Tiba-tiba…
“Auuu…sakit tau,” sebuah kerikil melayang di kening Putri . Putri lalu mengelus keningnya dengan tangannya yang mungil. Setelah beberapa saat ia melihat ke sekeliling kelas mencari pelaku lempar kerikil sembunyi tangan itu…tapi, tak ada siapapun. Namun, sebuah balon biru muda terikat di gagang pintu. Sebuah amplop biru muda juga menempel di ujungnya.
                Putri sangat tertarik dengan objek yang ada di depan matanya itu. Putri memang sangat menyukai warna Biru,terutama Biru muda. Dengan mata berbinar-binar Putri mendekati Benda itu,
“Eh, ada tulisan di amplopnya !” bisik Putri penasaran…
To : Putri alang-alang
Putri terkejut, amplop itu di tujukan untuk  sebuah  nama , dan nama itu adalah nama akun Facebook Putri. Putri pun mulai bertanya-tanya.
Apa benar amplop misterius itu miliknya ? Apa itu isinya surat ?Tapi siapa yang mengirimkannya ?Lalu, kalau bukan dia, siapa lagi ?
***
Namun rasa penasaran Putri yang setinggi puncak Everest itulah yang memaksanya membuka amplop misterius itu. Saat amplop itu dibuka, mata Putri sempat terbelalak…di dalamnya tidak ada apa-apa,benar! itu hanya sebuah amplop tanpa isi. Rasa kesal Putri pun muncul di benak Putri. Dia merasa kalau dia sedang usilin.
“Ini pasti kerjaan mereka…”
Bisik Putri pelan, dia mengira kalau kejutan aneh itu dari Andi. Putri hanya menarik napas panjang dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Lebih baik aku nerusin baca novel…”
Bisiknya lagi. Namun tiba-tiba…
Sebuah tangan menggenggam lengan Putri, Putri yang terkejut dengan reflex menampar yang empunya tangan.
Plaaaak…
“Auuu…”
“Uuups…maaf aku enggak sengaja”
Sambil mengelus pipinya cowok itu hanya tersenyum.
“kamu kan …?”
“Emm…aku Bagas”
Putri pun mengamati wajah cowok yang namanya Bagas itu. Enggak ganteng, tapi senyumnya itu loh, manis banget ! Tapi, Putri teringat sesuatu…
“Loh…kamu kan cowok yang satu stand sama aku waktu BAKSOS kemarin?”
“iya…” jawab Bagas simpel.
“Ada apa ?”
 Bagas lalu merogoh sesuatu dari kantong celana abu-abunya ,secarik kertas biru muda.Bagas lalu memberikannya kepada Putri.
“Ini apa ?”
Bagas melirik amplop yang Putri pegang.
“Maksud Bagas, ini isi amplop di balon itu ?”
Tanya Putri heran. Bagas hanya diam seribu bahasa dan berlalu meninggalkan Putri, menyisakan beribu tanda tanya di hati Putri .
“Aneh deh…”
Bisik Putri pelan. Putri lalu memperhatikan kertas yang Bagas berikan. Perlahan Putri mulai membuka lipatan kertas itu.

Maaf Put,
Bagas sayang sama Putri…
Putri mau enggak jadi pacarnya Bagas ?
Bagas

“haaaah ? ini surat cinta,apa ucapan hari raya sih ? simpel amet ?”
Putri makin heran dengan apa yang baru terjadi. Dapat surat cinta dari cowok sedingin Bagas memang merupakan hal yang cukup aneh. Di tengah kebingungan Putri, pengeras suara dari loudspeaker di depan kelas pun bernyanyi…
Murid-murid pun masuk ke dalam kelas, tampak Laksmi, memasuki ruangan. Laksmi pun duduk di samping Putri.
Hello alang-alang ? melamun mbak ?”
Kata-kata Laksmi memecahkan lamunan Putri.
“Enggak mi…Lihat nih”
Putri lalu memberikan surat cintanya kepada Laksmi. Laksmi lalu membaca surat itu. Setelah membaca surat Putri,yang super singkat.Laksmi mulai cekikikan dan membuat Putri sebel.
“Puuut, ini apa ? surat cinta ? singkat,padat dan jelas. Panjangan isi Ucapan “Selamat hari Lebaran” ke Omaku…dari siapa sih? Bentar… di sini, namanya Bagas. Bagas mana ?”
Tanya laksmi sambil di selingi tawa. Putri yang daritadi manyun hanya bisa menjawab,
“Bagas yang kemarin satu stand pas BAKSOS itu loh, mi”
“haaah ? cowok aneh itu ? kok bisa ? udah deh, mendingan kamu tolak ajah…kerenan Andi. Apaan tuh Bagas, udah sok cool ,gak tahu gaul lagi.”
“Huuust…Laksmi, kamu enggak boleh bilang gitu”
“Memang kenapa ? Kamu naksir yah sama dia ? cowok kere gitu ajah kamu naksir.”
“Laksmiii,kamu…”
Putri tidak bisa meneruskan kata-katanya, setelah melihat bu Galuh memasuki kelas.
“Lain kali, mulut tuh di rem kalau ngomong”
Bisik Putri kepada Laksmi, Laksmi pun hanya bisa memasang muka manyun.
***
Saat pulang sekolah…
“Eeh ! kamu yang namanya Bagas yah ?”
Bentak Laksmi, Ayu dan Ajeng, sahabat-sahabat Putri.
“Iya…”
“Kami mau ngomong sebentar.”
Bagas hanya memasang muka datar, yang membuat mereka kesal.
“ Sekarang ikut kami…”
Mereka pun menggiring Bagas ke taman sekolah. Ajeng lalu memulai pembicaraan.
“Langsung ajah yah, kami tuh mau nyampaikan jawaban Putri atas penembakan kamu tadi siang.”
“Iya…”
“Sorry yah, Bagas. Dengan menyesal kami harus  bilang kalau Putri tuh enggak tertarik sedikit pun sama kamu. Dan kamu tuh enggak pantas buat Putri ! “
“Benar Putri bilang gitu ?”
Tanya Bagas menyelidik,Laksmi yang kesal lalu membentak Bagas.
“Jadi kamu pikir, kita bohong ? udahlah Bagas, kamu terima dong takdir kamu. Kalau kamu di tolak ! Lagian, Putri sudah punya pacar. Namanya Andi, yang jelas dia lebih ! dalam segala hal di banding kamu !”
Bagas hanya diam, dan berlalu pergi. Laksmi,Ayu dan Ajeng pun tersenyum dengan manis. Mereka merasa, kalau mereka telah menjadi pahlawan untuk sahabat mereka. Karena telah menjauhkan sahabat mereka, dari seorang Bagas.
***
                Putri sedang sibuk merapikan meja belajarnya yang hampir menyerupai kapal pecah, sesekali terdengar senandung Putri menyanyikan lagu kasmaran yang di bawakan oleh Pinkan Mambo Tampaknya, lagu itu bukan sekedar nyanyian belaka, namun lagu itu mewakili hati Putri saat ini. Yah, entah mengapa benih-benih cinta itu mulai tumbuh di hati Putri.
                Lamunan Putri membawa Putri ke kejadian tadi siang di sekolah, saat Bagas menembak Putri. Sampai sekarang, sudah banyak cowok yang nembak Putri. Dan mereka punya cara masing-masing, ada yang baca puisi,nyanyi, atau nembak langsung.
Tapi, cara Bagas nembak Putri itu beda.Unik tapi simpel, enggak pakai gombal-gombalan atau semacamnya. Bagas juga enggak nunjukin apa yang dia punya. Bagas nembak Putri dengan apa adanya Bagas, Bagas yang pendiam hanya enggak bisa ngungkapin  perasaannya lewat kata-kata. Dia hanya bisa nulis kalau dia sayang sama Putri. Itu saja, tapi hal-hal seperti itu yang buat Putri tertarik sama Bagas.
                Handphone Putri pun berdering, dengan cekatan Putri mengambil benda tersebut di atas kasur. Terdengar suara di ujung sana…

“Surprise…”
Teriak sahabat-sahabat Putri.
“Eh, kalian. Kenapa ? perasaan aku enggak ulang tahun deh…”
“Kamu harus berterimakasih sama kita-kita, Put”
“Terima kasih ?”
Tanya Putri heran,
“Tau, enggak Put. Tadi sore kita temuin Bagas dan bilang kalau kamu tuh nolak dia, pokoknya dia itu enggak pantas deh buat kamu. Kita juga bilang loh kalau kamu tuh pacarnya Andi. Hebat kan ?”
“Apaaaaa…?”
Beberapa menit pembicaraan di antara mereka hening.Mendengar semua itu Putri pun shock. Sebelum menutup telfon, Putri hanya bisa bilang…
“Kalian jahat…”
Putri bingung apa yang harus dia lakukan, di sisi lain dia mulai suka sama Bagas,tapi di sisi lain sahabatnya sudah hancurin hati Bagas.
“Yah…enggak ada cara lain .Aku harus ketemu sama Bagas”
Putri lalu mencari nomor handphone Bagas dari teman-temannya. Setelah tahu, Putri langsung menghubungi Bagas.
“Halo…bisa bicara dengan Bagas ?”
“Iya, saya sendiri”
“Gas, ini aku Putri.Aku mau jelasin sesuatu sama kamu,tapi aku enggak bisa jelasinnya lewat handphone. Kamu kerumahku yah ?”
“Iya,Put…”
“Aku tunggu yah…”
Setelah menutup telfon. Putri pun mempersiapkan dirinya,memoles sedikit wajahnya yang manis. Saat sedang asik berdandan, tiba-tiba  handphone Putri berdering.
“Pasti itu Bagas…”
Pikir Putri senang, dengan cepat Puti mengangkat telfon tersebut.
“Halo Gas, napa ? Gak tahu alamatku yah ?”
“maaf kami dari pihak kepolisian…”
“iya pak, ada perlu apa ?”
“apakah anda kenal saudara Bagas praditya?”
“Dia teman saya pak…aa..ada apa pak ?”
Tanya Putri mulai cemas.
“Kami ingin memberitahukan bahwa saudara anda yang bernama Bagas praditya telah menjadi korban dalam kecelakaan tabrak lari. Di mohon kepada keluarga untuk datang ke Rumah Sakit Belai kasih untuk proses otopsi, maaf.kami kira saudari adalah keluarga korban karena panggilan terakhir di handphone korban menunjukan nomor handphone anda…”
“apaaa…?”
“Bisakah anda memberi kami alamat keluarga korban?”
Putri tidak bisa berkata apa-apa lagi, bibirnya kelu. Pikirannya kosong, semuanya seakan hilang. Bagas telah pergi jauh,dengan rasa kecewa,dengan luka di hati, dengan cintanya yang tak sampai. Bagas telah pergi selamanya…

Semuanya tinggal p

Labuhan Sumbawa


Rencananya sore itu, saya hanya berencana untuk Hunting foto dengan teman-teman saya Iyan dan Cyborg ke Pantai Labuhan.  Jam nunjukin pukul 5.13, kami sudah sampai di kawasan pantai Labuhan Badas. Jujur, saya baru pertama kali kesana. Bau amis pun merebak dimana-mana. Jelaslah, orang pantai nelayan. PLAK.
Kami lalu bergegas mencari tempat yang cukup sepi untuk mengambil gambar. Setelah beberapa gambar telah kami take, perhatian kami tertuju pada sekumpulan anak kecil yang sedang bermain. Ternyata mereka sedang “menyelenggarakan” (bahasa kaooo’)  lomba lari antar teman sepermainan. Kami pun mengambil inisiatif untuk mengambil gambar anak-anak tersebut. Namun karena “Iyan” : “Fans saya” turut ingin mem-Publikasikannya, saya pun tidak memaparkan foto anak-anak unyu tersebut.
Selain  Hunting Foto saya selesai, kedatangan saya ke sana. Ternyata Enggak sia-sia. Dengan melihat kehidupan nelayan dan anak-anak pantai disana. Saya bisa mengambil hikmah,jika Kehidupan itu enggak selalu bahagia, tapi kita harus terus berusaha buat kehidupan akan terus bahagia. ^-^ 
Foto yang saya bagikan ini merupakan beberapa foto yang menurut saya menggambarkan kehidupan nelayan dan suasana Pantai saat Sunset, Cekidot :



Tebak ini Orang lagi apa hayo ?

Nelayan pergi melayan (Lu kire bertani-,-")
Hanya makhluk yang beriman yang bisa bedain ini Sunset apa Sunrise

Selasa, 10 April 2012


Kasih tak sampai

Hujan telah reda, namun hati Putri belum berhenti menangis. Hatinya telah hancur. Pelangi yang melintang di bukit kota tampak kelabu di mata Putri, semuanya terasa hampa,semuanya sia-sia. Detik demi detik dia lalui dengan memori suram peristiwa beberapa hari yang lalu. Sesekali terdengar umpatan-umpatan kecil Putri kepada sahabat-sahabatnya…
“Dasar egois, enggak punya perasaan…aku benci sama kalian !”
Yah…ini semua karena sahabat-sahabat Putri. Sahabat yang menjerumuskan Putri ke dalam lubang penyesalan, penyeselan seumur hidup Putri,penyesalan yang tak kunjung usai…
***
It’s time to take a break, suara pengeras suara dari depan kelas pun terdengar, murid-murid kelas XI-IPA 2 SMAN 1 Jembrana mulai merapikan buku-buku mereka.
“Baik anak-anak pelajaran hari ini selesai,ingat minggu depan kalian ulangan…”
“Baik bu…” jawab para murid serempak.
“Puuuutriiiiiiiii…” teriak Laksmi di telinga Putri.
“Laksmi, aku enggak tuli tau ?”
“Kantin yuuk…” ajak laksmi tanpa rasa bersalah.
“Aku udah sarapan, lagian aku bawa bekal…”
“Aaaah…kayak anak PAUD tau !”
“Biarin…” jawab Putri tanpa menatap wajah Laksmi.
Karena “rayuannya” tak berhasil, laksmi pun meninggalkan Putri di dalam kelas. Putri hanya tersenyum kecil dan membolak-balik novel teenlit yang belum selesai dia baca tadi malam.
“Putriiiiii…”Teriak Laksmi dan sahabat Putri yang lain dari balik pintu kelas. Mungkin mereka enggan untuk bertemu dengan Putri, mereka sudah tahu jika Putri sedang menyendiri seperti itu. Pasti sahabat mereka itu tidak mau di ganggu. Lagi-lagi Putri hanya tersenyum kecil dan cepat mengalihkan perhatiannya ke novel yang membuat pembacanya kasmaran itu,namanya juga novel remaja.
“Puuut,put,put…godain kita dong ?” itu suara Andi dan kawan-kawan. Geng amburadul yang selalu menggoda Putri. Putri hanya menunduk malu, malu mempunyai fans-fans yang “kegatelan” itu.
Tiba-tiba…
“Auuu…sakit tau,” sebuah kerikil melayang di kening Putri . Putri lalu mengelus keningnya dengan tangannya yang mungil. Setelah beberapa saat ia melihat ke sekeliling kelas mencari pelaku lempar kerikil sembunyi tangan itu…tapi, tak ada siapapun. Namun, sebuah balon biru muda terikat di gagang pintu. Sebuah amplop biru muda juga menempel di ujungnya.
                Putri sangat tertarik dengan objek yang ada di depan matanya itu. Putri memang sangat menyukai warna Biru,terutama Biru muda. Dengan mata berbinar-binar Putri mendekati Benda itu,
“Eh, ada tulisan di amplopnya !” bisik Putri penasaran…
To : Putri alang-alang
Putri terkejut, amplop itu di tujukan untuk  sebuah  nama , dan nama itu adalah nama akun Facebook Putri. Putri pun mulai bertanya-tanya.
Apa benar amplop misterius itu miliknya ? Apa itu isinya surat ?Tapi siapa yang mengirimkannya ?Lalu, kalau bukan dia, siapa lagi ?
***
Namun rasa penasaran Putri yang setinggi puncak Everest itulah yang memaksanya membuka amplop misterius itu. Saat amplop itu dibuka, mata Putri sempat terbelalak…di dalamnya tidak ada apa-apa,benar! itu hanya sebuah amplop tanpa isi. Rasa kesal Putri pun muncul di benak Putri. Dia merasa kalau dia sedang usilin.
“Ini pasti kerjaan mereka…”
Bisik Putri pelan, dia mengira kalau kejutan aneh itu dari Andi. Putri hanya menarik napas panjang dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Lebih baik aku nerusin baca novel…”
Bisiknya lagi. Namun tiba-tiba…
Sebuah tangan menggenggam lengan Putri, Putri yang terkejut dengan reflex menampar yang empunya tangan.
Plaaaak…
“Auuu…”
“Uuups…maaf aku enggak sengaja”
Sambil mengelus pipinya cowok itu hanya tersenyum.
“kamu kan …?”
“Emm…aku Bagas”
Putri pun mengamati wajah cowok yang namanya Bagas itu. Enggak ganteng, tapi senyumnya itu loh, manis banget ! Tapi, Putri teringat sesuatu…
“Loh…kamu kan cowok yang satu stand sama aku waktu BAKSOS kemarin?”
“iya…” jawab Bagas simpel.
“Ada apa ?”
 Bagas lalu merogoh sesuatu dari kantong celana abu-abunya ,secarik kertas biru muda.Bagas lalu memberikannya kepada Putri.
“Ini apa ?”
Bagas melirik amplop yang Putri pegang.
“Maksud Bagas, ini isi amplop di balon itu ?”
Tanya Putri heran. Bagas hanya diam seribu bahasa dan berlalu meninggalkan Putri, menyisakan beribu tanda tanya di hati Putri .
“Aneh deh…”
Bisik Putri pelan. Putri lalu memperhatikan kertas yang Bagas berikan. Perlahan Putri mulai membuka lipatan kertas itu.

Maaf Put,
Bagas sayang sama Putri…
Putri mau enggak jadi pacarnya Bagas ?
Bagas

“haaaah ? ini surat cinta,apa ucapan hari raya sih ? simpel amet ?”
Putri makin heran dengan apa yang baru terjadi. Dapat surat cinta dari cowok sedingin Bagas memang merupakan hal yang cukup aneh. Di tengah kebingungan Putri, pengeras suara dari loudspeaker di depan kelas pun bernyanyi…
Murid-murid pun masuk ke dalam kelas, tampak Laksmi, memasuki ruangan. Laksmi pun duduk di samping Putri.
Hello alang-alang ? melamun mbak ?”
Kata-kata Laksmi memecahkan lamunan Putri.
“Enggak mi…Lihat nih”
Putri lalu memberikan surat cintanya kepada Laksmi. Laksmi lalu membaca surat itu. Setelah membaca surat Putri,yang super singkat.Laksmi mulai cekikikan dan membuat Putri sebel.
“Puuut, ini apa ? surat cinta ? singkat,padat dan jelas. Panjangan isi Ucapan “Selamat hari Lebaran” ke Omaku…dari siapa sih? Bentar… di sini, namanya Bagas. Bagas mana ?”
Tanya laksmi sambil di selingi tawa. Putri yang daritadi manyun hanya bisa menjawab,
“Bagas yang kemarin satu stand pas BAKSOS itu loh, mi”
“haaah ? cowok aneh itu ? kok bisa ? udah deh, mendingan kamu tolak ajah…kerenan Andi. Apaan tuh Bagas, udah sok cool ,gak tahu gaul lagi.”
“Huuust…Laksmi, kamu enggak boleh bilang gitu”
“Memang kenapa ? Kamu naksir yah sama dia ? cowok kere gitu ajah kamu naksir.”
“Laksmiii,kamu…”
Putri tidak bisa meneruskan kata-katanya, setelah melihat bu Galuh memasuki kelas.
“Lain kali, mulut tuh di rem kalau ngomong”
Bisik Putri kepada Laksmi, Laksmi pun hanya bisa memasang muka manyun.
***
Saat pulang sekolah…
“Eeh ! kamu yang namanya Bagas yah ?”
Bentak Laksmi, Ayu dan Ajeng, sahabat-sahabat Putri.
“Iya…”
“Kami mau ngomong sebentar.”
Bagas hanya memasang muka datar, yang membuat mereka kesal.
“ Sekarang ikut kami…”
Mereka pun menggiring Bagas ke taman sekolah. Ajeng lalu memulai pembicaraan.
“Langsung ajah yah, kami tuh mau nyampaikan jawaban Putri atas penembakan kamu tadi siang.”
“Iya…”
“Sorry yah, Bagas. Dengan menyesal kami harus  bilang kalau Putri tuh enggak tertarik sedikit pun sama kamu. Dan kamu tuh enggak pantas buat Putri ! “
“Benar Putri bilang gitu ?”
Tanya Bagas menyelidik,Laksmi yang kesal lalu membentak Bagas.
“Jadi kamu pikir, kita bohong ? udahlah Bagas, kamu terima dong takdir kamu. Kalau kamu di tolak ! Lagian, Putri sudah punya pacar. Namanya Andi, yang jelas dia lebih ! dalam segala hal di banding kamu !”
Bagas hanya diam, dan berlalu pergi. Laksmi,Ayu dan Ajeng pun tersenyum dengan manis. Mereka merasa, kalau mereka telah menjadi pahlawan untuk sahabat mereka. Karena telah menjauhkan sahabat mereka, dari seorang Bagas.
***
                Putri sedang sibuk merapikan meja belajarnya yang hampir menyerupai kapal pecah, sesekali terdengar senandung Putri menyanyikan lagu kasmaran yang di bawakan oleh Pinkan Mambo Tampaknya, lagu itu bukan sekedar nyanyian belaka, namun lagu itu mewakili hati Putri saat ini. Yah, entah mengapa benih-benih cinta itu mulai tumbuh di hati Putri.
                Lamunan Putri membawa Putri ke kejadian tadi siang di sekolah, saat Bagas menembak Putri. Sampai sekarang, sudah banyak cowok yang nembak Putri. Dan mereka punya cara masing-masing, ada yang baca puisi,nyanyi, atau nembak langsung.
Tapi, cara Bagas nembak Putri itu beda.Unik tapi simpel, enggak pakai gombal-gombalan atau semacamnya. Bagas juga enggak nunjukin apa yang dia punya. Bagas nembak Putri dengan apa adanya Bagas, Bagas yang pendiam hanya enggak bisa ngungkapin  perasaannya lewat kata-kata. Dia hanya bisa nulis kalau dia sayang sama Putri. Itu saja, tapi hal-hal seperti itu yang buat Putri tertarik sama Bagas.
                Handphone Putri pun berdering, dengan cekatan Putri mengambil benda tersebut di atas kasur. Terdengar suara di ujung sana…

“Surprise…”
Teriak sahabat-sahabat Putri.
“Eh, kalian. Kenapa ? perasaan aku enggak ulang tahun deh…”
“Kamu harus berterimakasih sama kita-kita, Put”
“Terima kasih ?”
Tanya Putri heran,
“Tau, enggak Put. Tadi sore kita temuin Bagas dan bilang kalau kamu tuh nolak dia, pokoknya dia itu enggak pantas deh buat kamu. Kita juga bilang loh kalau kamu tuh pacarnya Andi. Hebat kan ?”
“Apaaaaa…?”
Beberapa menit pembicaraan di antara mereka hening.Mendengar semua itu Putri pun shock. Sebelum menutup telfon, Putri hanya bisa bilang…
“Kalian jahat…”
Putri bingung apa yang harus dia lakukan, di sisi lain dia mulai suka sama Bagas,tapi di sisi lain sahabatnya sudah hancurin hati Bagas.
“Yah…enggak ada cara lain .Aku harus ketemu sama Bagas”
Putri lalu mencari nomor handphone Bagas dari teman-temannya. Setelah tahu, Putri langsung menghubungi Bagas.
“Halo…bisa bicara dengan Bagas ?”
“Iya, saya sendiri”
“Gas, ini aku Putri.Aku mau jelasin sesuatu sama kamu,tapi aku enggak bisa jelasinnya lewat handphone. Kamu kerumahku yah ?”
“Iya,Put…”
“Aku tunggu yah…”
Setelah menutup telfon. Putri pun mempersiapkan dirinya,memoles sedikit wajahnya yang manis. Saat sedang asik berdandan, tiba-tiba  handphone Putri berdering.
“Pasti itu Bagas…”
Pikir Putri senang, dengan cepat Puti mengangkat telfon tersebut.
“Halo Gas, napa ? Gak tahu alamatku yah ?”
“maaf kami dari pihak kepolisian…”
“iya pak, ada perlu apa ?”
“apakah anda kenal saudara Bagas praditya?”
“Dia teman saya pak…aa..ada apa pak ?”
Tanya Putri mulai cemas.
“Kami ingin memberitahukan bahwa saudara anda yang bernama Bagas praditya telah menjadi korban dalam kecelakaan tabrak lari. Di mohon kepada keluarga untuk datang ke Rumah Sakit Belai kasih untuk proses otopsi, maaf.kami kira saudari adalah keluarga korban karena panggilan terakhir di handphone korban menunjukan nomor handphone anda…”
“apaaa…?”
“Bisakah anda memberi kami alamat keluarga korban?”
Putri tidak bisa berkata apa-apa lagi, bibirnya kelu. Pikirannya kosong, semuanya seakan hilang. Bagas telah pergi jauh,dengan rasa kecewa,dengan luka di hati, dengan cintanya yang tak sampai. Bagas telah pergi selamanya…

Semuanya tinggal p

Labuhan Sumbawa


Rencananya sore itu, saya hanya berencana untuk Hunting foto dengan teman-teman saya Iyan dan Cyborg ke Pantai Labuhan.  Jam nunjukin pukul 5.13, kami sudah sampai di kawasan pantai Labuhan Badas. Jujur, saya baru pertama kali kesana. Bau amis pun merebak dimana-mana. Jelaslah, orang pantai nelayan. PLAK.
Kami lalu bergegas mencari tempat yang cukup sepi untuk mengambil gambar. Setelah beberapa gambar telah kami take, perhatian kami tertuju pada sekumpulan anak kecil yang sedang bermain. Ternyata mereka sedang “menyelenggarakan” (bahasa kaooo’)  lomba lari antar teman sepermainan. Kami pun mengambil inisiatif untuk mengambil gambar anak-anak tersebut. Namun karena “Iyan” : “Fans saya” turut ingin mem-Publikasikannya, saya pun tidak memaparkan foto anak-anak unyu tersebut.
Selain  Hunting Foto saya selesai, kedatangan saya ke sana. Ternyata Enggak sia-sia. Dengan melihat kehidupan nelayan dan anak-anak pantai disana. Saya bisa mengambil hikmah,jika Kehidupan itu enggak selalu bahagia, tapi kita harus terus berusaha buat kehidupan akan terus bahagia. ^-^ 
Foto yang saya bagikan ini merupakan beberapa foto yang menurut saya menggambarkan kehidupan nelayan dan suasana Pantai saat Sunset, Cekidot :



Tebak ini Orang lagi apa hayo ?

Nelayan pergi melayan (Lu kire bertani-,-")
Hanya makhluk yang beriman yang bisa bedain ini Sunset apa Sunrise