Kasih tak sampai
Hujan telah reda, namun hati
Putri belum berhenti menangis. Hatinya telah hancur. Pelangi yang melintang di
bukit kota tampak kelabu di mata Putri, semuanya terasa hampa,semuanya sia-sia.
Detik demi detik dia lalui dengan memori suram peristiwa beberapa hari yang
lalu. Sesekali terdengar umpatan-umpatan kecil Putri kepada sahabat-sahabatnya…
“Dasar egois, enggak punya
perasaan…aku benci sama kalian !”
Yah…ini semua karena sahabat-sahabat
Putri. Sahabat yang menjerumuskan Putri ke dalam lubang penyesalan, penyeselan
seumur hidup Putri,penyesalan yang tak kunjung usai…
***
It’s time to take a break, suara pengeras suara dari depan kelas pun terdengar,
murid-murid kelas XI-IPA 2 SMAN 1 Jembrana mulai merapikan buku-buku mereka.
“Baik anak-anak pelajaran
hari ini selesai,ingat minggu depan kalian ulangan…”
“Baik bu…” jawab para murid
serempak.
“Puuuutriiiiiiiii…” teriak
Laksmi di telinga Putri.
“Laksmi, aku enggak tuli tau
?”
“Kantin yuuk…” ajak laksmi
tanpa rasa bersalah.
“Aku udah sarapan, lagian
aku bawa bekal…”
“Aaaah…kayak anak PAUD tau
!”
“Biarin…” jawab Putri tanpa
menatap wajah Laksmi.
Karena “rayuannya” tak
berhasil, laksmi pun meninggalkan Putri di dalam kelas. Putri hanya tersenyum
kecil dan membolak-balik novel teenlit yang
belum selesai dia baca tadi malam.
“Putriiiiii…”Teriak Laksmi
dan sahabat Putri yang lain dari balik pintu kelas. Mungkin mereka enggan untuk
bertemu dengan Putri, mereka sudah tahu jika Putri sedang menyendiri seperti
itu. Pasti sahabat mereka itu tidak mau di ganggu. Lagi-lagi Putri hanya
tersenyum kecil dan cepat mengalihkan perhatiannya ke novel yang membuat
pembacanya kasmaran itu,namanya juga novel remaja.
“Puuut,put,put…godain kita
dong ?” itu suara Andi dan kawan-kawan. Geng amburadul yang selalu menggoda
Putri. Putri hanya menunduk malu, malu mempunyai fans-fans yang “kegatelan” itu.
Tiba-tiba…
“Auuu…sakit tau,” sebuah
kerikil melayang di kening Putri . Putri lalu mengelus keningnya dengan
tangannya yang mungil. Setelah beberapa saat ia melihat ke sekeliling kelas
mencari pelaku lempar kerikil sembunyi
tangan itu…tapi, tak ada siapapun. Namun, sebuah balon biru muda terikat di
gagang pintu. Sebuah amplop biru muda juga menempel di ujungnya.
Putri sangat tertarik dengan objek yang ada di depan
matanya itu. Putri memang sangat menyukai warna Biru,terutama Biru muda. Dengan
mata berbinar-binar Putri mendekati Benda itu,
“Eh, ada tulisan di
amplopnya !” bisik Putri penasaran…
To : Putri alang-alang
Putri terkejut, amplop itu
di tujukan untuk sebuah nama , dan nama itu adalah nama akun Facebook Putri. Putri pun mulai
bertanya-tanya.
Apa benar amplop misterius
itu miliknya ? Apa itu isinya surat ?Tapi siapa yang mengirimkannya ?Lalu,
kalau bukan dia, siapa lagi ?
***
Namun rasa penasaran Putri
yang setinggi puncak Everest itulah
yang memaksanya membuka amplop misterius itu.
Saat amplop itu dibuka, mata Putri sempat terbelalak…di dalamnya tidak ada
apa-apa,benar! itu hanya sebuah amplop tanpa isi. Rasa kesal Putri pun muncul
di benak Putri. Dia merasa kalau dia sedang usilin.
“Ini pasti kerjaan mereka…”
Bisik Putri pelan, dia
mengira kalau kejutan aneh itu dari Andi. Putri hanya menarik napas panjang dan
menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Lebih baik aku nerusin baca
novel…”
Bisiknya lagi. Namun tiba-tiba…
Sebuah tangan menggenggam
lengan Putri, Putri yang terkejut dengan reflex
menampar yang empunya tangan.
Plaaaak…
“Auuu…”
“Uuups…maaf aku enggak
sengaja”
Sambil mengelus pipinya
cowok itu hanya tersenyum.
“kamu kan …?”
“Emm…aku Bagas”
Putri pun mengamati wajah
cowok yang namanya Bagas itu. Enggak ganteng, tapi senyumnya itu loh, manis
banget ! Tapi, Putri teringat sesuatu…
“Loh…kamu kan cowok yang
satu stand sama aku waktu BAKSOS
kemarin?”
“iya…” jawab Bagas simpel.
“Ada apa ?”
Bagas lalu merogoh sesuatu dari kantong celana
abu-abunya ,secarik kertas biru muda.Bagas lalu memberikannya kepada Putri.
“Ini apa ?”
Bagas melirik amplop yang
Putri pegang.
“Maksud Bagas, ini isi amplop di
balon itu ?”
Tanya Putri heran. Bagas hanya diam
seribu bahasa dan berlalu meninggalkan Putri, menyisakan beribu tanda tanya di
hati Putri .
“Aneh deh…”
Bisik Putri pelan. Putri lalu
memperhatikan kertas yang Bagas berikan. Perlahan Putri mulai membuka lipatan
kertas itu.
Maaf Put,
Bagas sayang sama Putri…
Putri mau enggak jadi pacarnya Bagas ?
Bagas
“haaaah ? ini surat cinta,apa
ucapan hari raya sih ? simpel amet ?”
Putri makin heran dengan apa yang
baru terjadi. Dapat surat cinta dari cowok sedingin Bagas memang merupakan hal
yang cukup aneh. Di tengah kebingungan Putri, pengeras suara dari loudspeaker di depan kelas pun
bernyanyi…
Murid-murid pun masuk ke dalam
kelas, tampak Laksmi, memasuki ruangan. Laksmi pun duduk di samping Putri.
“Hello alang-alang ? melamun mbak ?”
Kata-kata Laksmi memecahkan lamunan
Putri.
“Enggak mi…Lihat nih”
Putri lalu memberikan surat
cintanya kepada Laksmi. Laksmi lalu membaca surat itu. Setelah membaca surat
Putri,yang super singkat.Laksmi mulai cekikikan dan membuat Putri sebel.
“Puuut, ini apa ? surat cinta ?
singkat,padat dan jelas. Panjangan isi Ucapan “Selamat hari Lebaran” ke
Omaku…dari siapa sih? Bentar… di sini, namanya Bagas. Bagas mana ?”
Tanya laksmi sambil di selingi
tawa. Putri yang daritadi manyun hanya bisa menjawab,
“Bagas yang kemarin satu stand pas BAKSOS itu loh, mi”
“haaah ? cowok aneh itu ? kok bisa
? udah deh, mendingan kamu tolak ajah…kerenan Andi. Apaan tuh Bagas, udah sok cool ,gak tahu gaul lagi.”
“Huuust…Laksmi, kamu enggak boleh
bilang gitu”
“Memang kenapa ? Kamu naksir yah
sama dia ? cowok kere gitu ajah kamu
naksir.”
“Laksmiii,kamu…”
Putri tidak bisa meneruskan
kata-katanya, setelah melihat bu Galuh memasuki kelas.
“Lain kali, mulut tuh di rem kalau
ngomong”
Bisik Putri kepada Laksmi, Laksmi pun
hanya bisa memasang muka manyun.
***
Saat pulang sekolah…
“Eeh ! kamu yang namanya Bagas yah
?”
Bentak Laksmi, Ayu dan Ajeng,
sahabat-sahabat Putri.
“Iya…”
“Kami mau ngomong sebentar.”
Bagas hanya memasang muka datar,
yang membuat mereka kesal.
“ Sekarang ikut kami…”
Mereka pun menggiring Bagas ke
taman sekolah. Ajeng lalu memulai pembicaraan.
“Langsung ajah yah, kami tuh mau nyampaikan
jawaban Putri atas penembakan kamu tadi siang.”
“Iya…”
“Sorry yah, Bagas. Dengan menyesal kami
harus bilang kalau Putri tuh enggak
tertarik sedikit pun sama kamu. Dan kamu tuh enggak pantas buat Putri ! “
“Benar Putri bilang gitu ?”
Tanya Bagas menyelidik,Laksmi yang
kesal lalu membentak Bagas.
“Jadi kamu pikir, kita bohong ?
udahlah Bagas, kamu terima dong takdir kamu. Kalau kamu di tolak ! Lagian,
Putri sudah punya pacar. Namanya Andi, yang jelas dia lebih ! dalam segala hal
di banding kamu !”
Bagas hanya diam, dan berlalu
pergi. Laksmi,Ayu dan Ajeng pun tersenyum dengan manis. Mereka merasa, kalau
mereka telah menjadi pahlawan untuk sahabat mereka. Karena telah menjauhkan
sahabat mereka, dari seorang Bagas.
***
Putri
sedang sibuk merapikan meja belajarnya yang hampir menyerupai kapal pecah,
sesekali terdengar senandung Putri menyanyikan lagu kasmaran yang di bawakan oleh Pinkan
Mambo Tampaknya, lagu itu bukan sekedar nyanyian belaka, namun lagu itu
mewakili hati Putri saat ini. Yah, entah mengapa benih-benih cinta itu mulai
tumbuh di hati Putri.
Lamunan
Putri membawa Putri ke kejadian tadi siang di sekolah, saat Bagas menembak
Putri. Sampai sekarang, sudah banyak cowok yang nembak Putri. Dan mereka punya
cara masing-masing, ada yang baca puisi,nyanyi, atau nembak langsung.
Tapi, cara
Bagas nembak Putri itu beda.Unik tapi simpel, enggak pakai gombal-gombalan atau
semacamnya. Bagas juga enggak nunjukin apa yang dia punya. Bagas nembak Putri
dengan apa adanya Bagas, Bagas yang pendiam hanya enggak bisa ngungkapin perasaannya lewat kata-kata. Dia hanya bisa
nulis kalau dia sayang sama Putri. Itu saja, tapi hal-hal seperti itu yang buat
Putri tertarik sama Bagas.
Handphone Putri pun berdering, dengan
cekatan Putri mengambil benda tersebut di atas kasur. Terdengar suara di ujung
sana…
“Surprise…”
Teriak sahabat-sahabat Putri.
“Eh, kalian. Kenapa ? perasaan aku
enggak ulang tahun deh…”
“Kamu harus berterimakasih sama kita-kita,
Put”
“Terima kasih ?”
Tanya Putri heran,
“Tau, enggak Put. Tadi sore kita
temuin Bagas dan bilang kalau kamu tuh nolak dia, pokoknya dia itu enggak
pantas deh buat kamu. Kita juga bilang loh kalau kamu tuh pacarnya Andi. Hebat
kan ?”
“Apaaaaa…?”
Beberapa menit pembicaraan di
antara mereka hening.Mendengar semua itu Putri pun shock. Sebelum menutup telfon, Putri hanya bisa bilang…
“Kalian jahat…”
Putri bingung apa yang harus dia
lakukan, di sisi lain dia mulai suka sama Bagas,tapi di sisi lain sahabatnya
sudah hancurin hati Bagas.
“Yah…enggak ada cara lain .Aku
harus ketemu sama Bagas”
Putri lalu mencari nomor handphone Bagas dari teman-temannya.
Setelah tahu, Putri langsung menghubungi Bagas.
“Halo…bisa bicara dengan Bagas ?”
“Iya, saya sendiri”
“Gas, ini aku Putri.Aku mau jelasin
sesuatu sama kamu,tapi aku enggak bisa jelasinnya lewat handphone. Kamu
kerumahku yah ?”
“Iya,Put…”
“Aku tunggu yah…”
Setelah menutup telfon. Putri pun
mempersiapkan dirinya,memoles sedikit wajahnya yang manis. Saat sedang asik
berdandan, tiba-tiba handphone Putri
berdering.
“Pasti itu Bagas…”
Pikir Putri senang, dengan cepat
Puti mengangkat telfon tersebut.
“Halo Gas, napa ? Gak tahu alamatku
yah ?”
“maaf kami dari pihak kepolisian…”
“iya pak, ada perlu apa ?”
“apakah anda kenal saudara Bagas
praditya?”
“Dia teman saya pak…aa..ada apa pak
?”
Tanya Putri mulai cemas.
“Kami ingin memberitahukan bahwa
saudara anda yang bernama Bagas praditya telah menjadi korban dalam kecelakaan
tabrak lari. Di mohon kepada keluarga untuk datang ke Rumah Sakit Belai kasih
untuk proses otopsi, maaf.kami kira saudari adalah keluarga korban karena
panggilan terakhir di handphone korban menunjukan nomor handphone anda…”
“apaaa…?”
“Bisakah anda memberi kami alamat
keluarga korban?”
Putri tidak bisa berkata apa-apa
lagi, bibirnya kelu. Pikirannya kosong, semuanya seakan hilang. Bagas telah
pergi jauh,dengan rasa kecewa,dengan luka di hati, dengan cintanya yang tak
sampai. Bagas telah pergi selamanya…